Cerita Fabel ini adalah salah satu tugas belajar untuk para siswa-siswi Sekolah Dasar dan siswa-siswi SMP tentang 'Cerita Fabel' Dongeng si Kancil dan Buaya
Buaya
dan kancil tinggal di wilayah yang sama. Tiap ada kesempatan, buaya
selalu saja menunggu dan mengintai kedatangan sang kancil yang berbadan
lebih kecil dari ukuran rusa. Kancil sangat lincah dan sudah lama buaya
mengincarnya untuk di jadikan santapannya. Namun. Akan tetapi kancil
selalu bisa menghindari setiap kali buaya berusaha menangkapnya. Kancil
adalah hewan yang banyak akal sehingga buaya selalu kesulitan untuk
menangkapnya.
Meski
selalu lolos dari kejaran buaya, namun lama-lama kancil merasa khawatir
juga. Karena itu, ia pindah rumah ke daerah lain untuk menjauhi buaya.
Ia tinggal dibawah sebuah pohon besar di hilir sungai. Awalnya buaya
merasa bingung karena tidak melihat kancil di tempat biasanya. Maka ia
pun mencarinya ke sana-kemari, bertanya kepada para hewan yang
ditemuinya.
“Oh,
kancil pindah ke pohon di dekat hilir sungai,” kata burung kecil yang
ditanya oleh buaya. Tentu saja buaya senang mendengar informasi itu.
Segera saja ia pergi ke tempat yang dimaksud oleh si burung. Ia sudah
tidak sabar lagi untuk memburu si kancil. Ia benar-benar merasa
penasaran, ingin menikmati daging kancil yang sudah lama ia
idam-idamkan. Setelah berhasil menemukan tempatnya, buaya pun pindah ke
sana juga. Namun, kancil masih belum mengetahuinya.
Selama
berhari-hari buaya mengawasi kancil. Ia mempelajari kebiasaan kancil
seraya merancang strategi untuk menangkapnya. Dari pengamatannya itu,
tahulah si buaya bahwa si kancil sering pergi ke sebuah pulau kecil yang
ditumbuhi pohon-pohon apel di dekat tempat tinggal kancil. Untuk sampai
ke sana, si kancil biasa menyeberang sungai dengan melompati beberapa
batu besar yang ada di antara tempat tinggal kancil dengan pulau
tersebut.
“Aku punya ide!” seru buaya. Ketika kancil pergi ke pulau kecil, buaya bersembunyi di balik batu di tengah sungai. Ia menunggu kancil melompat ke batu itu.
“Aku punya ide!” seru buaya. Ketika kancil pergi ke pulau kecil, buaya bersembunyi di balik batu di tengah sungai. Ia menunggu kancil melompat ke batu itu.
Hari
itu kancil puas memakan buah-buahan yang ada di pulau kecil. Kemudian
ia pun pulang dengan riang. Ia melompat dari sisi sungai ke batu-batu
untuk sampai di rumahnya. Namun setibanya di tengah sungai, ia melihat
bayangan dari batu yang hendak dilompatinya tampak Iebih tinggi dari
biasanya.
Akal cerdas dan si kancil segera menangkap bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Akal cerdas dan si kancil segera menangkap bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
“Jangan-jangan
ada buaya di balik batu itu?” batin kancil, curiga. Setelah berpikir,
ia berhasil mendapat akal. Ia berteriak ke arah batu, “Hai batu! Gimana
kabarmu?”
Hening. Tidak ada jawaban. Kancil kemudian bertanya lagi. “Ada apa batu sahabatku? Biasanya kau menjawab sapaanku.”
“Oh,
jadi biasanya batu ini berbicara?” batin Buaya yang sedang berdiam diri
di batu itu. “Kalau begitu aku harus pura-pura menjawabnya supaya
kancil tidak curiga.”
“Halo juga, kancil,” jawab buaya.
Kancil terkikik dalam hati melihat kebodohan buaya. Lantas ia berkata, “Jadi kau ada di situ ya, Buaya? Tak kusangka, kau mengejarku sampai ke sini.”
Buaya kaget. Rupanya penyamarannya sudah ketahuan. Sadarlah ia bahwa kancil telah mengakalinya. Ia benar-benar kesal dengan kebodohannya sendiri.
Kancil terkikik dalam hati melihat kebodohan buaya. Lantas ia berkata, “Jadi kau ada di situ ya, Buaya? Tak kusangka, kau mengejarku sampai ke sini.”
Buaya kaget. Rupanya penyamarannya sudah ketahuan. Sadarlah ia bahwa kancil telah mengakalinya. Ia benar-benar kesal dengan kebodohannya sendiri.
“Ya, aku mengejarmu ke sini karena ingin memakanmu!” sahut buaya, jengkel.
“Baiklah. Kali ini kau berhasil menjebakku,” jawab kancil sambil mempersiapkan siasat berikutnya. “Bukalah mulutmu lebar-lebar agar aku bisa melompat ke dalamnya.”
“Baiklah. Kali ini kau berhasil menjebakku,” jawab kancil sambil mempersiapkan siasat berikutnya. “Bukalah mulutmu lebar-lebar agar aku bisa melompat ke dalamnya.”
Kancil
benar-benar cerdik. Ia tahu bahwa mata buaya akan tertutup saat buaya
membuka mulutnya lebar-lebar. Dan sesaat setelah buaya membuka mulutnya,
kancil segera melompat ke atas kepala buaya, lalu melompati batu batu
lainnya dengan lincah, dan setelah tiba di tepi sungai segera memanjat
pohon besar tempat tinggalnya.
Untuk yang kesekian kalinya kancil selamat dari kejaran buaya. Itu semua berkat kecerdasannya
yang jauh melampaui buaya. Sementara buaya terpaksa gigit jari karena
lagi-lagi gagal menangkap kancil yang sudah lama diincarnya.
Hikmah yang bisa diambil dari Cerita Fabel Dongeng Si Kancil Dan Buaya adalah
Hikmah yang bisa diambil dari Cerita Fabel Dongeng Si Kancil Dan Buaya adalah
Orang
yang cerdas dan berpengetahuan luas akan mudah menyelesaikan
masalah-masalahnya dengan baik. Sementara orang bodoh akan mudah
kehilangan kesempatan-kesempatan berharga sehingga rugilah ia. Agar
adik-adik semua menjadi anak yang cerdas dan berpengetahuan luas,
adik-adik harus banyak membaca dan belajar. (makalah
demikian kiranya Tugas Belajar Siswa SMP: tentang Cerita Fabel si Kancil dan Buaya, semoga bermanfaat buat adik-adik sekalian.
salam penulis,
demikian kiranya Tugas Belajar Siswa SMP: tentang Cerita Fabel si Kancil dan Buaya, semoga bermanfaat buat adik-adik sekalian.
salam penulis,
EmoticonEmoticon